Thursday, 21 April 2016

Lawan Stigma Jilbab, Mahasiswa Perancis Gelar 'Hijab Day'

Mahasiswa di sebuah kampus di Paris menggelar "Hijab Day", atau sehari memakai kerudung, untuk menentang stigma yang di kalangan Muslimah Perancis. (Wathiq Khuzaie /Getty Images)

JakartaCNN Indonesia -- Mahasiswa di sebuah kampus di Paris menggelar "Hijab Day", atau sehari memakai kerudung, untuk menentang stigma yang melekat di kalangan Muslimah berjilbab Perancis. 


Acara ini diadakan di Universitas Science Po oleh organisasi kewanitaan kampus tersebut, Politiqu’elles, pada Rabu (21/4), sepekan setelah Perdana Menteri Perancis Manuel Valls mengatakan kampus harus melarang penggunaan jilbab. Dalam akun Facebooknya, Politiqu’elles mengatakan tujuan ajang ini adalah agar para wanita "memahami lebih baik dan menjalani pengalaman stigmatisasi" terhadap Muslimah berjilbab.


Organisasi ini menggelar meja di kampus, menyediakan puluhan jilbab untuk dipakai para mahasiswi selama satu hari. Seorang mahasiswi asal Australia, Bartlet Threw, yang baru satu semester di Paris memilih memakai kerudung berwarna ungu. "Mendukung wanita lain sangat penting. Mengenakan jilbab adalah pilihan mereka," kata Threw, dikutip dari france 24.


Mahasiswi lainnya, Massil Mameri, yang tengah menempuh gelar master di kampus itu menyambut baik acara tersebut. "Ini adalah tempat untuk belajar. Wanita-wanita ini ingin menjelaskan keyakinan mereka dan menjawab pertanyaan. Saya bukan Muslim, tapi saya kira ini adalah kesempatan yang baik untuk memahami masalah ini," kata Mameri. Pihak penyelenggara mengatakan acara itu bertujuan memantik diskusi di kalangan mahasiswa, bukan untuk mengubah mereka menjadi Muslim.
"Kami tidak bisa lagi membiarkan orang-orang berbicara atas nama kami, ini saat kami berbicara untuk diri kami sendiri," kata seorang panitia, Laetitia.

Seorang mahasiswa lainnya, Imen, mengalami apa yang dirasakan oleh para Muslimah di Perancis. Dia untuk pertama kalinya memakai jilbab dan "dipandangi" di kereta. Penggunaan jilbab dan atribut keagamaan lainnya seperti kalung salib atau bintang Daud dilarang di Perancis sejak 2004. Pada tahun 2011, anggota parlemen Perancis melarang penggunaan penutup wajah. Sejatinya peraturan ini demi alasan keamanan, namun berujung pada mendiskreditkan Muslimah yang mengenakan cadar.

Hijab Day menuai kritikan dan protes dari organisasi sayap kanan di kampus tersebut, salah satunya Front National dan himpunan pendukung Nicolas Sarkozy, Nous les jeunes (Kami, para pemuda) yang mengatakan acara itu adalah "provokasi".

Bahkan dari kalangan luar kampus Hijab Day memunculkan kritikan. Bernard-Henri Levy, penulis dan filsuf dalam akun Twitternya mengatakan: "Hijab Day di Sc Po [Science Po]. Jadi kapan ada hari Syariah? atau hari rajam? atau hari perbudakan?" Pihak universitas mengatakan izin acara itu diberikan karena "kampus kami, sejak didirikan, adalah tempat terbuka untuk debat dan kebebasan berekspresi." (den)
SUMBER : http://www.cnnindonesia.com/internasional/20160421173957-134-125692/lawan-stigma-jilbab-mahasiswa-perancis-gelar-hijab-day/

No comments:

Post a Comment